Rabu, 19 Oktober 2011

Tugas Tulisan Softskill

Manajemen Pemasaran adalah Proses yang melibatkan perencanaan, implementasi dan pengendalian program-program pemasaran yaitu : menciptakan, membangun, mempertahan pertukaran yang bermanfaat dengan pembeli untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Ada 4 fungsi Manajemen yaitu :
1. Perencanaan
Fungsi yang utama dan terpenting, dipakai agar sasaran dan tujuan dapat tercapai di masyarakat.
Perlunya Perencanaan :
^ Untuk mengidentifikasi peluang masa depan
^ Antisipasi atau menghindari masalah masa depan
^ Untuk mengembangkan langkah-langkah strategi
2. Pengorganisasian
Fungsi Manajemen yang kegiatannya membagi pekerjaan, mengeompikkan pekerjaan, mendelegasikan wewenang dan mengkoodinasikan aktivitas.
Tujuan :
^Setiap individu dapat mengetahui dengan jelas tugas, kewajiban dan tanggung Jawab
^ Agar terbina hubungan yang baik antar anggota organisasi dan antar organisasi
3. Pengarahan
Pengarahan adalah kegiatan untuk mengarahkan agar semua anggota organisasi melaksanakan kegiatannya masing-masing yang telah ditentukan.
Bentuk kegiatan :
^ Berkomunikasi dengan semua anggota organisasi
^ Membagikan Pengarahan dan Petunjuk
^ Memberikan kepemimpinan
^ Memberikan motivasi untuk mendorong para karyawan
4. Pengendalian
Pengendalian adalah aktivitas untuk menemukan, mengoreksi, apakah adanya penyimpangan-penyimpangan dari hasil yang telah dicapai, di bandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan.
Langkah-langkah pengendalian :
1. Menetapkan standar dan metode
2. Mengukur prestasi kerja
3 Menentukan apakah kerja sesuai standar
4. Mengambil tindakan koreksi


Tujuan Sistem Pemasaran :
^ Memaksimalkan Konsumsi
Konsumsi > Produksi > Kesempatam Kerja > Kemakmuran
^ Memaksimalkan Kepuasan Konsumen
^ Memaksimalkan Pilihan
Tersedianya aneka atau ragam, produk, jumlah, variasi, harga, mutu sehingga banyak pilihan
^ Memaksimalkan kualitas Hidup
Banyak barang atau jasa yang bermutu tinggi yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup umat manusia.

Cara menyeleksi karyawan / prosedurnya / persyaratnya
 Definisi Proses Rekrutmen dan Seleksi
Menurut Cascio (2003) dan Munandar (2001), proses rekrutmen adalah suatu
proses penerimaan calon tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja
(lowongan pekerjaan) pada suatu unit kerja dalam suatu organisasi atau perusahaan;
sedangkan proses seleksi adalah proses pemilihan calon tenaga kerja yang paling
memenuhi syarat untuk mengisi lowongan pekerjaan. Dengan demikian, proses
rekrutmen merupakan proses awal yang dilakukan dalam pencarian tenaga kerja,
sedangkan proses seleksi terjadi setelah ada sejumlah calon karyawan yang mendaftar
atau terdaftar melalui proses rekrutmen.
Munandar (2001) menjelaskan bahwa sasaran seleksi adalah suatu
rekomendasi atau suatu keputusan untuk menerima atau menolak seseorang calon
untuk pekerjaan tertentu berdasarkan suatu dugaan tentang kemungkinankemungkinan
dari calon untuk menjadi tenaga kerja yang berhasil pada pekerjaannya.
Tugas seleksi adalah menilai sebanyak mungkin calon untuk memilih seorang atau
sejumlah orang (sesuai dengan jumlah orang yang diperlukan) yang paling memenuhi
persyaratan pekerjaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Ini berarti, dalam proses
seleksi perusahaan atau organisasi akan memilih calon karyawan yang ‘diperkirakan
atau diramalkan’ akan berhasil menjalankan pekerjaannya dengan baik. Dengan kata
lain, akan memilih calon karyawan yang paling tepat untuk pekerjaan tertentu.

Tahap-tahap Proses Rekrutmen dan Seleksi        
Proses pencarian calon karyawan untuk ditempatkan dalam suatu jabatan
tertentu dalam suatu perusahaan atau organisasi, pada umumnya meliputi proses
rekrutmen (pencarian calon karyawan) serta seleksi (pemilihan calon karyawan), yang
secara terinci meliputi kegiatan di bawah ini.
1. Proses rekrutmen
- memasang iklan di berbagai media cetak, seperti koran, majalah, tabloid; atau di
radio dan televisi
- pendekatan langsung ke sekolah, universitas, lembaga-lembaga pendidikan
kejuruan atau pusat-pusat kursus
- para karyawannya sendiri yang akan mengajukan kenalan atau anggota
keluarganya yang dapat mereka jamin ‘kebaikan’ kerjanya
- pencari kerja melamar sendiri di perusahaan-perusahaan.
2. Seleksi calon karyawan
- seleksi surat-surat lamaran
- wawancara awal
- ujian, psikotes, wawancara
- penilaian akhir
- pemberitahuan dan wawancara akhir
- penerimaan
Dalam setiap tahap seleksi ini, ada calon karyawan yang ditolak sehingga tidak
dapat mengikuti tahap seleksi berikutnya.

Peramalan Kemungkinan Keberhasilan Calon Karyawan
Dalam proses seleksi, salah satu cara yang umumnya dilakukan adalah
melakukan pemeriksaan atau tes psikologis pada calon karyawan yang digunakan
untuk meramalkan kemungkinan keberhasilan calon karyawan dalam jabatan atau
pekerjaan tertentu. Ada berbagai alat ukur psikologis yang umumnya digunakan
dalam proses seleksi, yaitu:
- tes kecakapan/kemampuan kognitif
- tes kepribadian objektif
- tes kepribadian proyektif
- tes situasional
- informasi biografi

Service Marketing

Karakteristik  Jasa.
Dalam pemasaran jasa ( Service ) terdapat factor karakteristik unik jasa yang berbeda dari pemasaran produk ( Goods ). Keunikan karakteristik jasa dibandingkan produk terletak pada beberapa sifat di bawah ini :
  • Intangibility  : Sifat jasanya tidak berwujud ( Performance ) yang hanya bisa dirasakan.
  • Inseparability  : Mencarminkan tidak terpisahnya antara provider dan konsumennya, keterlibatan konsumen dalam dalam proses delivery jasa dalam production proses.
  • Variability : Performance jasa sangat sulit dikontrol dan sifatnya relative.
  • Perishability  : Salah satu keterbatasan jasa, karena dilakukan dalam waktu yang bersamaan dan tidak memungkinkan dilakukan penyimpanan.(Czinkota and Ronkainen, 2001 : 539-43) 
Hubungan apa saja yang ada di dalam marketing ?? 


Hubungan internal marketing ( hubungan company to employee ).
Menggambarkan tugas untuk melakukan training dan memotivasi karyawan.

Hubungan external marketing ( hubungan company to customer ).
Menggambarkan pekerjaan umumnya untuk mempersiapkan price, distribute, dan prompote service ke konsumen.

Interactive marketing ( hubungan employee dengan customer ).Aplikasi dari kedua hubungan sebelumnya.

Manajemen jasa pada Wellness Center, Beauty Industries, dan Hospitaly
Industries.   
Dalam service, salah satu keberhasilan dalam persaingan adalah dengan menciptakan competitiveness. Ini dikatakan berhasil apabila perusahaan dapat menciptakan kepuasan konsumen dengan menggunakan keunggulan individual product market.
Salah satu kunci keberhasailan tersebut adalah melalui relationship yang baik.
Berikut 3 dimensi relationship :
  • Reach. Merupakan dimensi untuk mendapatkan akses dan connection dengan konsumen. 
  • Richness. Merupakan dimensi untuk mengetahui alur informasi timbal balik. 
  • Affiliation. Merupakan dimensi untuk menentukan fasilitas yang digunakan untuk berinteraksi dengan konsumen.
Menurut Cressy (2003, 109-11), perkembangan jasa industry lifestyle juga dipengaruhi oleh pola product life-cycle. Pada masa growth atau decline, product yang dijual dapay diamati dari cirri-ciri sebagai berikut :
  • Growth.
a)    Fashionable.
b)    Peningkatan demand yang baik.
c)    Kualitas prima dalam persepsi konsumen.
d)    Meningkatkan kualitas hidup penggunanya.
e)    Benefit yang tinggi bagi konsumennya.
f)     Environtment Friendly.
g)    Memenuhi kebutuhan konsumen.
h)    Therapeutic.
  • Decline.
a)    Pasar product telah jenuh.
b)    Fashion sudah tertinggal.
c)    Terbukti product yang ditawarkan tidak efisien.
d)    Tidak diterima sesuai harapan konsumen.
e)    Cost menjadi penghambat.
f)     Not environment friendly.

Kebutuhan Gaya Hidup

Consumer Behavior.
Costumer Behavior muncul akibat dorongan factor belum terpenuhinya needs, wants, dan desire seseorang yang menimbulkan tension. (Schiffment & Kanuk, 1997: 83-86) Consumer behavior muncul dalam dorongan individual goals.

Motivasi dan teori kebutuhan akan menjadi factor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian konsumen yang tercermin dalam customer behavior-nya. Menurut Hawkins et al (2007: 480-1) consumer decision process juga dimulai dari adanya interaksi factor external dan internal yang mempengaruhi self-concept dan lifestyle individu yang mendorong needs dan desires untuk proses pengambilan keputusan.

(Kurt and Clow 1998:36-47) memiliki pendapat yang sependapat, bahwa keputusan pembelian oleh konsumen ( pre-purchase phase ) dipengaruhi oleh internal factors, external vactors, firm production factors dan risk.
Unsur-unsur factor internal konsumen :
  • Motivasi.
  • Persepsi.
  • Pembelanjaan.
  • Kepribadian.
  • Sikap.
External factors terdiri atas :
  • Competitive options yang tersedia bagi konsumen.
  • Social context.
  • Word of mounth.
Firm-produced factors adalah pengaruh-pengaruh yang yang mempengaruhi konsumen akibat kegiatan marketing yang disusun perusahaan.

Risk factors adalah konsumen berusaha memperkecil resiko karena konsumen berpersepsi bahwa service lebih besar resikonya dibandingkan goods.

Psychographics.
Arti penting Psychographics dilandaskan pada kenyataan yang didasarkan pada tingkat variable sebagai berikut :
  • Perubahan dari psycholography menjadi individual behavior.
  • Social life.
  • Communication.
  • Consumption.
  • Commerce.
Lifestyle merupakan bagian dari customer behavior dan didifinisikan sebagai berikut :
  • Pengejawantahan activities, interest, dan opinions kehidupan suatu kelompok masyarakat. (Walker et al 1999: 176-7)
  • Aktifitas manusia dalam hal mengisi waktu, minat terhadap hal yang dianggap penting, dan opini terhadap diri sendiri dan orang lain.
  • Perilaku individu yang diwujudkan dalam bentuk aktivitas, minat dan pandangan individu untuk mengaktualisasikan kepribadiannya karena pengaruh interaksi dengan lingkungannya.
Nilai Pelanggan.
Tipe pemilihan keputusan membeli membeli konsumen dipengaruhi oleh consumption value yang meliputi :
  • Functional value, perceived utility yang diterima dari penyediaan manfaat dari pemilihan kepemilikan dan manfaat yang disiapkan untuk konsumen.
  • Social value, perceived utility yang diperolah dari keputusan pembelian oleh konsumen yang berkaitan dengan reference group.
  • Emotional value, diperoleh apabila dapat menstimuli perasaan dan emosi konsumen.
  • Epistemic value, didapatkan ketika keputusan membeli dipersepsikan dapat memuaskan keinginan akan knowledge, provide novelty atau curiosity.
  • Conditional value, perceived utility diperoleh ketika pemilihan alternative karena factor-faktor situasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar